Abadi Illahi
Terkadang dalam diri kita,
ada kekosongan yang melanda dalam hati. Hampa. Tidak terisi.
Di saat itu akhirnya kita
mencari sesuatu untuk mengisinya.
Ada yang sibuk mencari harta, ada yang disibukkan dalam pekerjaannya, ada yang mengisinya dengan adventures mereka, ada
juga yang mengisinya dengan berbuat kejahatan.
Namun semua itu tetap tidak
mengisi kekosongan. Seperti pusing mencari dalam lingkaran
sendiri. Disinilah kita melihat kerapuhan.
Maka apakah yang harus
dilakukan untuk mengisinya?
Kekosongan hati ini
minta diisi oleh sesuatu yang dibutuhkan. Sejenak tersadar,
yang aku cari adalah cinta yang agung.
Kita mengisi
kehidupan dengan berbagai pengalaman, berharap kebahagiaan itu akan
kekal.
Tetapi sebagai makhluk yang berpikir, akan sejauh manakah kesenangan
ini?
Akan bertahan selama apakah kebahagian semata ini?
Di saat itu dirasakanlah
bahwa kita, sebagai manusia hanyalah mahkluk yang sangat kecil, yang sangat
bergantung pada kuasaNya.
Mungkin kita semua tidak sadar bahwa kita memanjatkan doa setiap saat, dan tidak terhitung berapa doa yang kita panjatkan itu terkabul.
Namun jika jalannya tidak semulus yang kita harapkan, yakinlah bahwa jalan yang kita inginkan tadinya bukan yang terbaik untuk kita.
Dialah yang
menciptakan kita dan menidurkan kita.
Dialah yang mengetahui jalan yang
terbaik untuk kita.
Yang kita lakukan adalah usaha maksimal dan terus mengingat
sang Pencipta.
Bagaimanapun, kita semua
tahu suatu saat kita pasti akan kembali ke ‘rumah’.
Remember, everyone of us
have to return to our creator someday and none of us know who will leave first.
Bila tidak ada siapapun yang mampu menyentuh kekosongan dalam hidup, ketika itu yakinlah bahwa diri kita istimewa. Allah menciptakan ruang kosong dan sepi sebagai peluang untuk mencariNya dan mengingatNya agar terisi dengan hikmah penuh abadi illahi J
Comments
Post a Comment