Kontemplasi di perjalanan Baksos Pandeglang

Aku membawa seorang gadis kecil berjalan-jalan di pesisir pantai
Pantai rahasia di belakang sekolah SDN 03 Banyuasih.

Aku berharap segala kekakuan menguap dan kami dapat berteman
Namun ia tetap saja menunduk dan banyak diam
Entah malu atau hanya segan.

Gadis kecil tersenyum padaku
Kutanyakan padanya, apa ia senang hari ini
Ia mengangguk malu lalu menunduk.

Kalau berjalan, dia selalu satu langkah di belakangku
Gadis kecil yang pipi kanannya biru,
Ternyata siang tadi tersundul sikut  temannya ketika berebut spidol.

Sepanjang jalan orang-orang menatapnya
Bertanya-tanya kenapa pipi nya berwarna kebiruan.
Si kecil hanya menunduk dan menutupi pipi nya dengan tangan,
Berharap aku saja yang menjawab semua pertanyaan.
Kupikir lebih baik ia gerai rambut panjangnya, supaya bengkak kecil birunya bisa tertutup sedikit
Dan kupikir lebih baik segera diobati dengan dokter dan obat terbaik
Namun tidak ada seorang dokter pun di desa itu
Yang bisa kulakukan hanya mengoles pipinya dengan minyak tawon
Supaya ia bisa berjalan tegap kembali.

Untuk si gadis kecil aku berharap,
Supaya dia menengadah dan melihat dunia dengan percaya diri
Menjawab pertanyaan orang lain dengan mandiri
Mencintai dan bangga akan dirinya sendiri
Karena kamu memang membanggakan,
Kamu selalu menghormati gurumu, pak Ari.
Kamu berusaha untuk menggapai keinginanmu
Dan kamu juga sudah menjadi panutan buat teman-teman kelasmu.


Sekarang si gadis kecil hilang harapan melihat pak ari yang akan pulang ke rumahnya di Jakarta,
Tadi ia berdiri di pojok dan berpaling
Ternyata dia sedang menangis tersedu.
Guru itu, Pak ari adalah sosok ayah yang ada buat gadis kecil
Aku yakin ini waktu yang amat besar untuknya
Aku yakin hatinya berat untuk ikhlas ditinggalkan guru kesayangannya
Aku tersenyum dengan mata berkaca
Kupeluk si gadis kecil
Kubelai rambutnya
Hanya kata 'tidak apa - apa' yang bisa ku katakan. 


Pandeglang, 2016
Bakti Sosial Dompet Dhuaffa




Comments

Popular Posts